Ruang Kelas Murni

Murni membuka pintu kelasnya perlahan-lahan. Dilihatnya sebuah jendela yang terbuka. Di bawah jendela, kelihatan sebuah meja guru yang beralaskan kain berwarna putih. Di atas kain alas putih itu ada sebuah vas bunga dari kayu. Vas bunga tersebut bergambar beberapa kuntum bunga matahari seperti bunga yang ada di dalamnya. Di sebelahnya tergeletak sebuah agenda kelas yang terbuka dan kalender duduk.

         Murni lalu memasuki ruang kelasnya dengan langkah yang perlahan. Dia memalingkan pandangan ke arah kanan. Tampak  sebuah white board yang bersih tanpa coretan. Di sebelah kiri white board tersebut, terpasang sebuah tempat spidol berwarna biru muda, serasi dengan dinding yang bercat biru tua. Dan di sebelah kanan white board terpasang satu papan madding yang penuh tulisan-tulisan karya siswa.

         Murni memutar pandanganya ke belakang kelas. Ada sebuah peribahasa berbahasa inggris yang berwarna kuning bertuliskan ‘practice make perpect’ di bawahnya terpasang sebuah sistem periodik unsur-unsur di kiri kanannya juga terpasang sebuah denah duduk dan daftar kelompok belajar.

         Selain itu, ditatapnya dinding kiri kelas. Di sana terpasang struktur organisasi dan sebuah daftar jadual tugas dari kertas kad manila berwarna kuning. Struktur organisasi dan daftar jadual kerja tersebut ditutupi oleh lapisan plastik.

         Murni berpaling ke dinding kanan. Di sana tergantung daftar pelajaran berwarna kuning. Daftar pelajaran itu disusun tak berurutan, huruf-hurufnya pun dari guntingan majalah. Meskipun nampak tidak rapi, namun cukup bagus dan menarik.

         Murni menyusuri deretan bangku kosong di depannya. Tak usah dihitung lagi karana pasti ada 40 buah  meja dan 80 buah kerusi. Tanpa berkata-kata Murni berjalan kebangkunya sendiri,dan duduk manis di sana.